

Selatpanjang – Eksposeindependen – Sudah dua minggu masyarakat Selatpanjang dan sekitarnya mengalami pemadaman listrik bergilir akibat kerusakan tiga unit mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang dioperasikan oleh PLN ULP Selatpanjang. Gangguan ini memaksa PLN menerapkan kebijakan pemadaman untuk mengantisipasi beban puncak maksimal yang terjadi setiap malam.
Pihak ULP PLN Selatpanjang tengah berusaha dan berjibaku untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kepala ULP PLN Selatpanjang, Dalie Priasmoro, mengungkapkan bahwa akibat kerusakan tersebut, daya yang tersedia hanya mencapai 10,2 Megawatt, sementara beban puncak mencapai 12,5 Megawatt. Akibatnya, PLN terpaksa melakukan pemadaman bergilir, terutama pada jam-jam kritis antara pukul 18.00 hingga 22.00 WIB.
“Saat ini tiga mesin mengalami breakdown, sehingga kami mengalami defisit daya 2 MW, sehingga tidak cukup untuk mengakomodir beban puncak yang mencapai 12,5 MW. Dengan kondisi ini, kami tidak memiliki mesin cadangan yang bisa dioperasikan secara bergantian,” ujar Dalie Priasmoro ketika ditemui di kantornya, Kamis (06/03/2025)
Ia juga menyadari bahwa pemadaman ini sangat mengganggu aktivitas masyarakat, terutama di bulan Ramadan. Banyak warga mengeluhkan pemadaman yang sering terjadi saat Maghrib, momen krusial saat umat Islam berbuka puasa dan menjalankan ibadah.
“Pemadaman saat Maghrib terjadi karena tingginya penggunaan listrik secara bersamaan, seperti menyalakan lampu, AC, dan televisi, saat itulah beban puncak terjadi. Kondisi ini tidak kami inginkan, dan kami berupaya keras untuk segera menyelesaikannya. Kondisi seperti ini tidak kita inginkan dan tidak pula disengajakan karena sifatnya insidental yang terjadi sewaktu-waktu tanpa kita sadari. Sementara jelang tengah malam aktifitas sudah berkurang dan banyak yang mematikan peralatan elektronik nya,” ujarnya.
Lenih lanjut Dalie Prasmono mengatakan bahwa PLN telah mendatangkan empat unit mesin baru dari Jakarta dengan total daya beban 4 Megawatt. Masing-masing mesin memiliki kapasitas 1,25 MW dan akan ditempatkan di PLTD Desa Gogok, Kecamatan Tebingtinggi Barat. Dengan kehadiran mesin baru ini, diharapkan krisis listrik di Kecamatan Tebingtinggi dan Tebingtinggi Barat bisa teratasi.
“Dua mesin itu kita istilahkan disweeping atau ditukar karena dua mesin yang ada itu sudah rusak. Saat ini 4 mesin sudah tiba dengan daya beban 4 MW dimana masing-masing mesin memiliki daya sebesar 1,250 MW. Mesin itu didatangkan dari Jakarta langsung dan akan ditempatkan di pembangkit Desa Gogok Kecamatan Tebingtinggi Barat. Kami akan bekerja siang dan malam agar pemasangan bisa selesai lebih cepat,” ungkap Dalie.
Setelah adanya tambahan pembangkit tersebut, maka krisis listrik di area ulp selat panjang diharapkan bisa diatasi. Dikatakan, penempatan mesin di Desa Gogok adalah satu hal yang tidak terpisahkan, dimana PLTD di Gogok dan Selatpanjang merupakan dua sentral yang berfungsi sama. Meskipun demikian, ia belum dapat memastikan kapan mesin-mesin tersebut akan mulai beroperasi. Namun, estimasi pemasangan satu unit mesin diperkirakan membutuhkan waktu 5-7 hari. Jika dua mesin sudah bisa terpasang, maka defisit daya 2 MW yang selama ini menjadi masalah akan tertutupi.
“Untuk mesin ini bisa terkoneksi dan langsung menyala kita memiliki time line 5-7 hari untuk satu unit mesin, namun jika dua mesin saja sudah terpasang itu sudah bisa menutupi defisit yang terjadi. Kalau kami inginnya cepat
juga tetapi akan ada proses pemasangan mesin dan penyambungan ke jaringan. Doakan saja kami bisa menyelesaikan pemasangan lebih cepat agar masyarakat bisa segera menikmati listrik tanpa gangguan,” pungkasnya mengakhiri percakapan.
Wartawan : Darmizan
